Selasa, 09 Agustus 2011

Case Study “The Human Resource Function of Harrison Brothers Corporation”

Case Study

“The Human Resource Function of Harrison Brothers Corporation”

Dosen: Mr. Ronny H. Walean, Ph.D

Disusun  Oleh:

Fanerick G. Kawatu, SE




PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS KLABAT
January 2011
The Human Resource Function of Harrison Brothers Corporation
Summary
Harrison Brothers Corporation merupakan sebuah perusahaan dengan konsep departemen store yang cukup maju di Amerika, yang berdiri pada 15 september 1898. Perusahaan ini didirikan oleh Aubrey dan William Harrison. Pada awalnya Harrison Brothers banyak berkecimpung dengan pakaian laki-laki dan perempuan, namun seiring perkembangannya, perusahaan  kemudian mulai mengembangkan jenis usahanya kedalam jenis-jenis perabotan rumah tangga dan produk rumah tangga lainnya. Sesuai dengan visi perusahaan ini, mereka berusaha untuk menjadi ritel departemen store terbesar di Northeast, mereka menitikberatkan pada harga barang dagangan yang lebih moderat untuk segmen kelas menengah. Perusahaan ini memiliki lebih dari 950 karyawan yang tersebar pada beberapa cabang-cabang kecil.
Tantangan strategis dalam dunia departemen store kemudian datang seiring dengan perubahan besar pada industry ritel, dimana banyak bermunculan superstore yang menawarkan segala hal bagi konsumen. Namun demikian CEO James Harrison mengatakan bahwa perusahaan harus memiliki competitive advantages yang bernilai untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat. Hal ini dipandang ampuh, mengingat paradigma konsumen saat ini yang menuntut nilai tambah dan spesifikasi yang memanjakan pelanggan. Disamping itu juga sangat diperlukan jajaran staf yang memahami keinginan dan selera konsumen yang notabenenya selalu berubah-ubah.
Didalam menjalankan kegiatan usahanya didapati bahwa ada beberapa kelemahan ataupun kendala teknis yang datang dari jajaran stakeholders perusahaan hingga employee, yang sifatnya mendasar. Hal ini menyebabkan produktivitas yang memprihatinkan dalam operational usaha. Kondisi ini sangat menghambat kerjasama antar divisi, namun demikian yang paling menonjol ialah malfungsi divisi Human Resourches yang merupakan nadi opartional perusahaan. Kendala utamanya adalah terletak pada ketidakjelasan job description maupun disiplin kerja para employee. Inilah yang kemudian melemahkan kinerja divisi-divisi lain secara sistematis.

Statement of the problem
“Keunggulan Human Resources perusahaan menentukan produktivitas kerja dan kondusifitas Work Evironment .”

SWOT Matrix
Strength
1.       Established since 1898 (eksistensi 113 tahun)
2.       Harrison’s is one of the largest privately owned retail stores in United States
3.       The Largest store who is located in a major urban center
4.       Memiliki 950 sumber daya manusia / pekerja
5.       Memiliki Divisi kerja yang bervariasi
6.       Memiliki sales turn over yang baik
7.       Dipimpin oleh seorang Human Resource Manager yang berpengalaman dan menyandang degree di bidang fashion marchendise

Weakness
1.       Pekerja kurang menghargai/menghormati pimpinan perusahaan, sehingga berimplikasi pada disiplin kerja
2.       Stakeholders divisi kurang tegas dalam menerapkan aturan-aturan kerja dan penegakkan disiplin
3.       Pola perekrutan pekerja yang kurang selektif (hanya melalui wawancara yang kurang mendalam)
4.       Pola pelatihan pekerja baru yang tidak sistematis
5.       Kurangnya kerjasama antar divisi
6.       Malfungsi terhadap system job description perusahaan
7.       Tidak memiliki system reward and punishment yang jelas dan tegas

Opportunities
1.       Dikenal public sebagai perusahaan yang telah lama beroperasi
2.       Mempunyai sember daya manusia yang besar dengan 950 pekerja
3.       Memiliki pasar potensial dan segmen pasar yang luas, dalam hal ini kebutuhan –kebutuhan rumah tangga
4.       Terletak di daerah yang yang potensial (sebagian besar tokonya beradan dikawasan pusat perkotaan)
5.       Memiliki system pengupahan yang produktif, berbasis prestasi kerja karyawan

Threat
1.       Kompetensi terhadap pekerjaan agak kurang, mengingat banyaknya pekerja part-time yang mengundurkan diri
2.       Direksi khawatir untuk menerapkan sanksi, dengan pertimbangan sulitnya mencari pekerja baru
3.       Potensi konflik vertical dengan atasan, disebabkan kurangnya respect bawahan
4.       Diperkirakan dapat terjadi penurunan produktivitas kerja karyawan
5.       Ketidakharmonisan antar divisi
6.       Kekhawatiran atas pengunduran diri manager divisi yang frustasi dengan kondisi kerja

SO Strategy
1.       Memaksimalkan brand perusahaan sebagai badan usaha yang telah berdiri cukup lama, sehingga konsumen dan pasar dapat digiring kepada pola piker bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan bonafit yang berpengalaman
2.       Dengan berbekal kekuatan 950 orang pekerja, perusahaan dapat memaksimalkan system pengupahan/komisi, sehingga produktivitas kerja dapa maksimal, yang pada akhirnya berimplikasi pada profit yang maksimal pula

ST Strategy
·         Ketika perusahaan tidak dapat mendorong produktivitas sejumlah 950 orang pekerja, maka akan berhadapan dengan situasi yang kontraproduktif dimana kelebihan pekerja dengan beban biaya upah yang tidak sebanding dengan produktivitas pekerja itu sendiri
·         Sebagai sebuah perusahaan yang sudah berdiri sejak lama, perusahaan juga harus mempertimbangkan kehadiran kompetitior yang pastinya telah mempelajari dan menyiapkan formula baru untuk bersaing

WO Strategy
·         Menghadapi kendala kurangnya respek pekerja terhadap pimpinan perusahaan merupakan kondisi yang sangat tidak ideal bagi jalannya aktivitas kerja. Dengan kondisi pekerja yang cukup besar namun menuntut pengalaman, seringkali manager HRD khawatir akan kehilangan pekerja-pekerjanya. Untuk itu perlu diadakan mekanisme grade atau kepangkatan yang jelas, yang tentu saja berbasis masa kerja. Hal ini dapat menghadirkan jaminan kerja yang menarik bagi karyawan. Apabila hal itu sudah terlaksana, wibawa direksi dan disiplin kerja sangat mungkin tercapai dan berjalan dengan sangat baik.

WT Strategy
·         Memaksimalkan fungsi HRD untuk memonitor produktivitas kerja karyawan dan secara berkala mengadakan pelatihan dan pengembangan bagi para pekerja
·         Menciptakan system intensif tetap bulanan sebagai antisipasi ataupun dalam rangka memberikan rasa aman bagi para pekerja yang resah atas pemberlakuan system upah atau komisi yang berbasis produktivitas kerja. Karena disadari kadangkala system tersebut justru menurunkan rasa aman bagi karyawan yang mungkin menemui kendala dalam memenuhi target kerja

Action Plan
·         Merumuskan masalah dan memaksimalisasi keunggulan
·         Menyusun strategi peningkatan kualitas dan performance pekerja dan stakeholders perusahaan
·         Mengadakan evaluasi rutin perminggu ataupun perbulan, dengan melibatkan pimpinan divisi maupun sub divisi
·         Menegakkan job description dengan dibimbing oleh system reward and punishment yang tegas
·         Secara rutin melaksanakan riset pasar, agar selalu up to date dengan pola perilaku konsumen dan keadaan kompetitor



Tidak ada komentar:

Posting Komentar